![]() |
| K.H. Muhammad Bakhiet - Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Muhibbin Barabai - Balangan |
Catatan pengajian malam selasa, Senin 13 Oktober 2025
Ini bab perintah menutupi aurat-aurat, keaiban-keaiban kaum muslimin, dan larangan daripada menyebarkan keaiban kaum muslimin terkecuali karena dalam keadaan darurat.
Perintah disini artinya diwajibkan kita mengetahui aib salah seorang kaum muslimin, kita diwajibkan menutupinya, menyembunyikan nya, dan larangan ini artinya diharamkan menyebarluaskan kecuali untuk darurat.
Baca juga : Pesan Habib Umar bin Hafidz di Haul Solo - Podcast Deddy Corbuzier
Ini adalah satu ibadah yang nilainya sangat besar, karena ini merupakan bagian daripada berakhlak dengan akhlak Allah, setiap ibadah yang berakhlak dengan akhlak Allah, dan ini nilainya sangat tinggi, seperti sedekah, memberi nasihat ini adalah akhlak Allah, ibadah seperti ini tentu lebih besar nilainya daripada ibadah kita duduk di sajadah, tetapi kita meninggalkan ini maka adalah satu kerugian.
Diwajibkan kita menutupi aib salah seorang dianatara kaum muslimin apabila kita mengetahui aib itu, jangan diceritakan kemana-mana, apalagi aib yang berkaitan dengan keluarga, aib istri, aib suami, jangan sampai membuka aib, apalagi orang yang dekat dengan kita.
Apapun kekurangan suami, baik fisik maupun mentalnya, jangan sampai orang lain mengetahui aib suami itu, dan ini kewajiban dan kalau dilaksanakan maka nilainya sangat besar.
Dan larangan, diharamkan menyebarkan aib, kecuali boleh disebarkan baik itu pasangan hidup ataupun dari kaum muslimin karena sebab darurat, ada perempuan-perempuan yang datang kepada nabi untuk melaporkan tentang akhlak buruk suaminya, karena sebab darurat.
Pengertian darurat itu mesti dipahami, darurat ini mendesak.
Lewat mulut banyak yang menghancurkan ibadah kita.
Jadi amaliyah seperti ini merupakan akhlak Allah, Akhlak Allah itu selalu menutup aib hamba-hamba Nya yang berbuat dosa. Orang ini pendosa, adakah cirinya? Tidak ada, bahkan kita tidak bisa membedakan orang pendosa dengan yang tidak, semuanya di tutupi oleh Allah, padahal setiap dosa yang kita kerjakan ada satu titik hitam di wajah dan hati kita, tetapi ditutup oleh Allah, Allah itu maha penutup aib.
Kalau ingin meninggikan derajat kita di sisi Allah maka mulailah menjaga lisan kita daripada menyebut/menyebarkan aib orang lain kita jaga mulut kita daripada menceritakan kekurangan orang lain, terkecuali darurat.
Para ulama mensyarrahkan bagaimana pengertian sampai darurat itu? Siapa yang boleh membuka aib orang karena sebab darurat, diantara nya adalah:
1. Orang yang dimintai pendapat, dan dia mengetahui nya, (tempat musyawarah) dia berkewajiban menyampaikan nasihatnya, pendapat nya.
Salah satu amal yang dapat meninggikan derajat di sisi Allah adalah menjaga mulut daripada menyebarkan kekurangan orang lain.
Allah berfirman:
Surah An-Nūr ayat 19:
"Sesungguhnya orang-orang yang suka tersebarnya perbuatan keji di kalangan orang-orang yang beriman, bagi mereka azab yang pedih di dunia dan di akhirat. Dan Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui." (QS. An-Nūr: 19)
Menyebarkan perbuatan asusila orang lain disebarkan nya, padahal belum tentu benar, bahkan jadi fitnah, maka ini berat hukumannya, dan dosa nya besar, dan yang benar pun tidak boleh disebarkan terkecuali darurat.
Kalau kita jadi tempat keluh kesah orang lain maka sebaiknya kita simpan rahasia orang itu.
Daripada Abu Hurairah Ra daripada Nabi Saw:
“Barang siapa menutupi (aib) seorang Muslim di dunia, maka Allah akan menutupi (aibnya) di dunia dan di akhirat." HR MUSLIM.
Kalau ingin aib kita terpelihara, maka kita tutupi aib orang lain, kalau kita mengetahui aib orang itu, cukup kita saja yang mengetahui, jangan sampai ke orang lain.
Kalau kita mendengar berita tentang kaum muslimin, jangan sampai kita ceritakan kepada orang lain, karena itu membahayakan diri kita.
Bagaimana selama ini kita pernah membuka aib orang lain, ini kita perlu taubat kepada Allah, perlu meminta ampun kepada Allah, bahkan kita perlu meminta ampun kepada orang yang pernah kita buka aibnya.
1. Menyayangi orang yang pernah kita sebut aibnya (mintakan ampun dia kepada Allah) YaAllah ampuni dosaku, dan ampuni dosa orang yang pernah ku sebut aibnya, karena jika demikian, suatu saat di akhirat orang yang pernah kita sebut aibnya ini akan meridhoi kita.
اللهم اغفرلي والي فلان
Istighfar yang di ajarkan oleh para ulama:
أَسْتَغْفِرُ اللَّهَ العَظِيمَ لِي وَلِوَالِدَيَّ وَلِأَصْحَابِ الحَقُوقِ الوَاجِبَةِ عَلَيَ
Artinya:
"Aku memohon ampun kepada Allah Yang Maha Agung untuk diriku, kedua orang tuaku, dan orang-orang yang memiliki hak serta kewajiban atas diriku."
Termasuk orang yang pernah kita fitnah, kita sakiti, kita aniaya, dan kita mintakan ampun atas mereka, harapannya supaya diakhirat nanti mengampuni kesalahan kit kepadanya.
Kita punya kelebihan rezeki, maka kita beri misalnya kepada dia (orang yang pernah kita aniaya)
Karena sebab kita berbuat baik kepada dia, maka diakhirat nanti kita akan direlakannya.
Hadist ini dianggap lemah, tetapi untuk diamalkan tidak mengapa:
اللهم اغفر لي للمؤمنين والمؤمنات 25/27x dalam sehari
Ini hadist nya dhoif, tapi tidak mengapa untuk diamalkan, kalau urusan amaliyah tidak mengapa menggunakan hadist yang dhoif.
Ibadah yang sangat besar nilainya adalah menutupi aib orang lain, kalau kita mendengar keburukan orang lain, maka sebaiknya kita kubur aib itu.
Daripada Abu Hurairah Ra Rasulullah Saw bersabda:
Seluruh Ummatku ujar Rasulullah saw, itu muaffa (berpotensi besar dosa-dosa nya itu di maafkan oleh Allah) ada kemungkinan orang yang punya dosa sebesar apapun bisa dimaafkan oleh Allah, dan ini yang berhubungan dengan Allah.
Kecuali orang-orang yanh menampakkan maksiatnya dan ini tidak bisa dimaafkan oleh Allah.
Menggunakan pakaian yang terbuka aurat dengan bangga nya, maka ini tidak akan dimaafkan oleh Allah, karena sebab terang-terangan melakukan maksiatnya.
Orang yang berbuat maksiat lalu menampakkan dengan maksiatnya kepada makhluk Allah, terang-terangan melakukan maksiat, dan bangga berbuat maksiat, maka ini berat, dan sulit untuk mendapatkan maaf Allah.
Kalau orang berbuat maksiat tapi sembunyi-sembunyi, ini punya potensi besar diakhirat untuk dimaafkan oleh Allah.
Mengenal sedikit tentang Abu Hurairah Ra:
Nama abu Hurairah itu Abdurrahman bin Sahr, di panggil ayah kucing, karena beliau suka memelihara kucing, nama beliau masyhur dengan sebutan Abu Hurairah, beliau masuk islam di tahun ke 7 H, beliau orang yaman asalnya dari qabilah daus, lalu masuk islam lah Abdurrahman bin Sahr ini, dan 3 tahun sebelum wafatnya Rasulullah, beliau gunakan untuk bersama Rasulullah, sehingga tercatat sebagai sahabat Nabi Saw yang paling banyak meriwayatkan perkataan nabi, hadist Nabi Saw, dan perbuatan Nabi Saw, walaupun hanya 3 tahun bersama Nabi Saw hingga tercatat sebagai sahabat Nabi yang paling banyak meriwayatkan hadist, perkataan, dan perilaku Nabi Saw, Abu Hurairah itu meriwayatkan 5374 Hadist.
Dan ini paling banyak, mengalahkan daripada para sahabat Nabi, yaitu Abu Bakar, Utsman.
Dan yang menduduki peringkat ke 2 setelah Abu hurairah adalah Ibnu Umar yang banyak meriwayatkan hadist daripada Nabi Saw, beliau meriwayatkan hadist Nabi Saw sebanyak 2630 Hadist.
Dan peringkat ke 3 adalah Annas Bin Malik, beliau seorang khadam Nabi Saw, dan beliau meriwayatkan hadist Nabi Saw sebanyak 2286 hadist.
Dan yang menduduki peringkat ke 4 adalah Sayyidatina Aisyah Ra, beliau meriwayatkan hadist sebanyak 2210 hadist.
Daripada Abu Hurairah Ra daripada Nabi Saw bersabda:
Apabila berzina seorang (perempuan budak), ujar Nabi Saw apabila dia berzina dan jelas zina nya, maka ujar Nabi Saw hendaklah pukul akan dia, yang memukul itu ada dari petugas kerajaan, dipukul dengan tali, cambuk, atau kayu sebanyak 50x
Pukul saja, tetapi kita jangan mencela budak itu, setelah menjalani hukuman, lalu dia berzina kembali, maka pukul lagi sebanyak 50x tapi jangan mencaci nya, jangan mencela nya.
Kemudian tetap tidak jera, si budak ini berzina kembali, tetap dipukul 50x tapi tanpa mencela dia, kalau sudah sampai kali ke 3 dia masih berzina maka si budak ini dijual ujar Nabi saw, walaupun dengan harga yang murah.
Dan daripada Abu Hurairah Ra:
Nabi kita didatangkan dengan seorang laki-laki peminum arak, wahai Rasulullah ini ada pemabuk, lalu ujar Nabi maka pukul laki-laki itu, lalu Abu Hurairah berkata: Ada yang memukul dengan tangan, sandal, kain/sorban, sebanyak 80x pukulan, manakala selesai ada berkata sebagian yang ada disana, semoga engkau di hina kan oleh Allah, lalu Nabi Saw menjawab: jangan berkata demikian.
Kesimpulan:
Mesti kita menjaga lisan kita, jangan sampai membuka kesalahan orang, jangan membuka maksiat orang, jangan membuka akhlak orang yang tidak baik, kecuali darurat.
Menjaga lisan daripada menyebut kesalahan orang lain itu besar nilai pahalanya dan
Menutup aib orang lain adalah dia berakhlak dengan akhlak Allah, dan ini ganajrannya besar di sisi Allah.
Dia jaga mulutnya daripada menjaga aib orang lain, maka ganjaran nya sangat besar di sisi Allah.
Mudah-mudahan ada manfaatnya, mintarela ulun.🙏🏻🙏🏻
Baca juga : Catatan pengajian malam rabu, Selasa 12 Agustus 2025
Ditulis oleh : Instagram : @ibnathalib_
Subscribe Channel Resmi Majelis Ta'lim Nurul Muhibbin Barabai - Balangan
